Monday, July 6, 2015

Bom Waktu Di Balik Dehidrasi

Bom waktu dibalik dehidrasi, biasanya, kita akan minum air setelah terasa haus atau melakukan kegiatan berat seperti olahraga. Padahal ketika rasa haus tersebut terasa, di situlah proses dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh mulai terjadi. Dan jangan dikira hal itu sepele. Dehidrasi berlebihan dapat pula mengakibatkan kematian, lho!

3custompaint | mengatasi dehidrasi yang berbahaya bagi tubuh

Ancaman kematian dapat terjadi ketika kita tidak cukup memiliki asupan air ke dalam tubuh. Secara otomatis, tubuh kita akan melakukan tindakan ‘penyelamatan’ dengan mengambil air dari bagian tubuh yang lain, seperti pada otak dan darah. Ketika kandungan air pada darah berkurang maka darah dalam tubuh kita akan mulai mengental. Akibatnya, sirkulasi darah dalam tubuh menjadi terhambat. Dampaknya akan berlanjut pada kerja organ ginjal saat menyaring racun dalam darah. Kerja ginjal akan sangat berat saat menyaring darah yang mengental. Hal ini bisa mengakibatkan penyakit yang sering disebut dengan gagal ginjal.

Baca juga : Tips Sahur Dan Berbuka Saat Berpuasa

Selain itu, darah yang mengental dapat pula mengakibatkan perobekan pada glomerulus ginjal dan kebocoran pada saluran ginjal. Pengentalan yang terjadi pada darah pun bisa menjalar pada keterhambatan aliran darah menuju jantung. Jika terjadi penyumbatan maka risiko penyakit jantung akan semakin mudah datang.

Otak kita merupakan bagian tubuh yang cukup rakus dalam mengkonsumsi makanan dan oksigen. Berkurangnya cairan pada otak kita akan mempercepat kematian sel-sel otak karena lambatnya aliran darah yang mengalir dan memberi asupan pada otak. Sama halnya dengan jantung, pengentalan darah pun akan memicu terjadinya stroke.

TANDA-TANDA MULAI DEHIDRASI

Ancaman atau bahaya kurangnya asupan cairan dalam tubuh bukan berarti tidak bisa dicegah. Anda bisa mencermati tanda-tanda biologis yang diberikan oleh tubuh. Di antaranya adalah:

  1. Mulai terasa pegal-pegal pada otot, padahal Anda tidak melakukan aktivitas berat.
  2. Indra pendengaran terasa kurang jelas.
  3. Badan terasa lemas.
  4. Jarang buang air kecil.
  5. Air seni bewarna kuning atau kemerahan pekat.
  6. Mulut dan hidung terasa kering.
  7. Mengantuk disela-sela jam kerja atau kesibukan Anda.
Ketujuh tanda tersebut merupakan sebagian tanda-tanda yang bisa Anda kenali dan waspadai. Tanda-tanda itu menjadi alarm peringatan bahwa kandungan air dalam tubuh dan asupan oksigen yang didapatkan melalui air yang masuk ke dalam tubuh kita mulai berkurang.

PENCEGAHAN RINGAN

Selain mewaspadai tanda-tanda tubuh, Anda pun dapat melakukan pencegahan sebelum menjadi ‘bom waktu’ yang dapat meledak suatu waktu dan tidak dapat Anda hentikan lagi. Jangan tunggu sampai Anda merasa haus. Rasa haus merupakan mekanisme tubuh dalam mempertahankan asupan air dalam tubuh.

Bagi Anda yang tidak terlalu banyak beraktivitas di luar ruangan, minumlah air kira-kira 2 sampai 2,5 liter atau 8 sampai 10 gelas 250 ml per hari. Namun, bagi yang memiliki aktivitas lebih banyak, Anda pun perlu mengonsumsi air lebih banyak dari 2 sampai 2,5 liter. Sering-seringlah untuk memberi asupan tubuh dengan air, jika Anda bekerja di ruangan ber-AC.

Dengan pencegahan ringan tersebut, Anda sudah mulai mencegah ‘bom waktu’ itu meledak dan membuat kondisi badan Anda kembali fit. Dengan badan yang fit, Anda dapat kembali memaksimalkan kinerja Anda. Apalagi bagi yang saat ini menjalankan ibadah puasa. Anda perlu juga mencermati asupan air dalam tubuh. Tapi ingat, dehidrasi bukan berarti menjadi alasan Anda tidak dapat menjalankan ibadah puasa! (es)

0 komentar:

Post a Comment